Solusinya adalah mulai mengurangi konsumsi nasi putih atau menggantinya dengan sumber karbohidrat lain yang memiliki nilai GI lebih rendah adalah cara paling jitu untuk mencegah gangguan kesehatan dan penyakit tersebut.
Nasi adalah makanan yang menjadi sumber karbohidrat pengganti nasi putih yang merupakan makanan pokok orang Indonesia pada umumnya. Beras atau nasi putih memiliki indeks glikemik (glycemic index/GI) yang cukup tinggi. GI adalah ukuran kecepatan makanan diserap menjadi gula darah. Semakin tinggi GI suatu makanan, semakin cepat dampaknya terhadap kenaikan gula darah. GI suatu bahan makanan dikatakan cukup tinggi jika nilainya ≥ 70, GI sedang antara 56 – 69 dan GI rendah ≤ 55. Dan nilai GI pada nasi mencapai 88 – 89! Artinya, semakin banyak Anda makan nasi putih, kadar gula darah Anda pun akan semakin tinggi karena karbohidrat dalam nasi langsung diubah menjadi gula dalam tubuh. Artinya mengkonsumsi terlalu banyak nasi putih beresiko menderita berbagai penyakit berat. Mulai dari diabetes, kolesterol tinggi dan obesitas.
Solusinya adalah mulai mengurangi konsumsi nasi putih atau menggantinya dengan sumber karbohidrat lain yang memiliki nilai GI lebih rendah adalah cara paling jitu untuk mencegah gangguan kesehatan dan penyakit tersebut.
18 Comments
Makanan yang diproses seperti makanan siap saji atau daging olahan memang membuat kegiatan di dapur lebih singkat. Tetapi makanan tersebut bukanlah makanan sehat. Selain tinggi garam, makanan ini umumnya juga tidak mengandung vitamin dan serat. Para ibu hamil disarankan untuk tetap menjaga berat badannya dalam batas yang normal. Ibu hamil yang mengalami kelebihan berat badan dan digolongkan obesitas lebih beresiko memiliki anak yang berumur pendek. Tak sedikit orang menghindari makan pagi dengan harapan asupan makannya berkurang lalu berat badan akan cepat turun. Penelitian membuktikan cara ini salah, seseorang justru harus sarapan lebih banyak jika ingin cepat langsing. Konon cara terbaik untuk menurunkan berat badan adalah tekad dan kemauan keras untuk diet atau berolahraga secara intens dari orang yang bersangkutan. Namun menurut tim peneliti dari Cambridge University, ada cara yang lebih manjur dari itu yaitu menghindari godaan. |
RENGGAPhone / Whatsaap Archives
October 2017
Categories |