Beberapa orang meyakini bahwa permen karet bisa dimanfaatkan dalam program diet untuk menurunkan berat badan. Kegiatan mengunyah sesuatu dianggap bisa mengalihkan keinginan untuk ngemil. Namun sebuah penelitian membantah anggapan ini.
Penelitian yang dimuat dalam jurnal Eating Behaviors edisi April 2013 tersebut membuktikan, permen karet tidak efektif menurunkan berat badan. Bahkan sebaliknya, permen karena justru membuat orang lebih menikmati makanan tidak sehat dibanding buah dan sayuran.
Penelitian yang dimuat dalam jurnal Eating Behaviors edisi April 2013 tersebut membuktikan, permen karet tidak efektif menurunkan berat badan. Bahkan sebaliknya, permen karena justru membuat orang lebih menikmati makanan tidak sehat dibanding buah dan sayuran.
"Saat Anda habis gosok gigi, minum jus jeruk akan terasa tidak enak," kata sang peneliti, Christine Swoboda dari Ohio University saat membandingkan efek mengunyah permen karet dengan gosok gigi seperti dikutip dari Foxnews, Rabu (20/3/2013).
Anggapan bahwa pemen karet bisa membantu menurunkan berat badan muncul karena ada aktivitas mengunyah. Beberapa ahli beranggapan, aktivitas ini bisa mengirim sinyal ke otak seolah-olah sedang ada proses memasukkan makanan ke perut sehingga perut terasa kenyang.
Namun teori ini tidak terbukti saat Swoboda dan rekan-rekannya melakukan eksperimen terhadap 44 relawan orang dewasa. Separuh partisipan diminta mengunyah permen karet dengan merek tertentu, yang memiliki 2 rasa yakni rasa buah dan pappermint.
Pada saat yang sama, semua partisipan memainkan sebuah game pertukaran makanan. Ada beberapa jenis makanan yang disediakan, termasuk di antaranya adalah buah-buahan seperti jeruk mandarin dan anggur.
Partisipan yang mengunyah permen karet rasa mint paling sedikit melirik buah untuk dimainkan, yang oleh para peneliti diartikan sebagai ketidaktertarikan terhadap makanan tersebut. Permen karet rasa buah memberikan efek lebih kecil, tetapi tetap membuat partisipan yang mengunyahnya tidak doyan buah.
Sumber
Anggapan bahwa pemen karet bisa membantu menurunkan berat badan muncul karena ada aktivitas mengunyah. Beberapa ahli beranggapan, aktivitas ini bisa mengirim sinyal ke otak seolah-olah sedang ada proses memasukkan makanan ke perut sehingga perut terasa kenyang.
Namun teori ini tidak terbukti saat Swoboda dan rekan-rekannya melakukan eksperimen terhadap 44 relawan orang dewasa. Separuh partisipan diminta mengunyah permen karet dengan merek tertentu, yang memiliki 2 rasa yakni rasa buah dan pappermint.
Pada saat yang sama, semua partisipan memainkan sebuah game pertukaran makanan. Ada beberapa jenis makanan yang disediakan, termasuk di antaranya adalah buah-buahan seperti jeruk mandarin dan anggur.
Partisipan yang mengunyah permen karet rasa mint paling sedikit melirik buah untuk dimainkan, yang oleh para peneliti diartikan sebagai ketidaktertarikan terhadap makanan tersebut. Permen karet rasa buah memberikan efek lebih kecil, tetapi tetap membuat partisipan yang mengunyahnya tidak doyan buah.
Sumber