Rasa manis memang menyenangkan, namun jika berlebihan tentu tidak baik bagi kesehatan. Meskipun pemanis pengganti gula pasir sudah banyak dijual, penggunaannya tetap harus dibatasi.
Penggunaan pemanis buatan pengganti gula sering dimanfaatkan baik oleh penderita diabetes maupun orang sehat yang ingin mencegah konsumsi gula berlebihan. Namun jika digunakan secara berlebihan akan sama bahayanya seperti gula pasir biasa.
Penggunaan pemanis buatan pengganti gula sering dimanfaatkan baik oleh penderita diabetes maupun orang sehat yang ingin mencegah konsumsi gula berlebihan. Namun jika digunakan secara berlebihan akan sama bahayanya seperti gula pasir biasa.
"Tidak masalah jika memang ingin menggunakan pemanis semacam itu, tapi penggunaannya juga harus diperhatikan. Jangan sampai berlebihan," ujar dr Andra Azwar, Sp.PD, dokter spesialis penyakit dalam RS Cipto Mangunkusumo dalam acara Media Briefing 'Partnership for Diabetes Control in Indonesia' di Hotel Ibis Tamarin, Jl. KH Wahid Hasyim, Jakarta, Jumat (3/5/2013).
Aspartam dalam tubuh dicerna sempurna menjadi asam aspartat, fenilalanin, dan metanol, yang merupakan protein yang banyak terkandung dalam makanan kita sehari-hari.
Aspartam adalah salah satu pemanis buatan yang dibuat untuk mengatasi masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh gula, seperti diabetes dan obesitas.
Tapi di balik sebuah inovasi pasti ada kontroversi, begitu juga dengan aspartam. Namun hingga saat ini, beberapa badan kesehatan dunia masih mengklasifikasikan aspartam sebagai pemanis buatan yang aman.
Batas aman konsumsi aspartam adalah 50 mg/kg berat badan per hari. Jadi jika berat badan Anda 50 kg, maka batas maksimal konsumsi aspartam adalah 2.500 mg. Ini jumlah yang sangat banyak untuk konsumsi pemanis harian.
"Penderita diabetes harus bisa menghitung sudah seberapa banyak ia mengonsumsi gula atau pemanis buatan dalam menu makannya sehari-hari. Harus rutin juga melakukan cek kadar gula darah secara rutin. Bahkan tidak hanya penderita diabetes, orang yang sehat pun harus bisa menghitung konsumsi gula sehari-harinya," ungkap Dr Ekowati Rahajeng, SKM, M.Kes, Direktur Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI, dalam kesempatan yang sama.
Sumber
Aspartam dalam tubuh dicerna sempurna menjadi asam aspartat, fenilalanin, dan metanol, yang merupakan protein yang banyak terkandung dalam makanan kita sehari-hari.
Aspartam adalah salah satu pemanis buatan yang dibuat untuk mengatasi masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh gula, seperti diabetes dan obesitas.
Tapi di balik sebuah inovasi pasti ada kontroversi, begitu juga dengan aspartam. Namun hingga saat ini, beberapa badan kesehatan dunia masih mengklasifikasikan aspartam sebagai pemanis buatan yang aman.
Batas aman konsumsi aspartam adalah 50 mg/kg berat badan per hari. Jadi jika berat badan Anda 50 kg, maka batas maksimal konsumsi aspartam adalah 2.500 mg. Ini jumlah yang sangat banyak untuk konsumsi pemanis harian.
"Penderita diabetes harus bisa menghitung sudah seberapa banyak ia mengonsumsi gula atau pemanis buatan dalam menu makannya sehari-hari. Harus rutin juga melakukan cek kadar gula darah secara rutin. Bahkan tidak hanya penderita diabetes, orang yang sehat pun harus bisa menghitung konsumsi gula sehari-harinya," ungkap Dr Ekowati Rahajeng, SKM, M.Kes, Direktur Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI, dalam kesempatan yang sama.
Sumber