Banyak orang yang semakin bertambah berat badannya saat usianya mulai menua. Namun bukan berarti menjadi gemuk saat usia sudah semakin tua bisa dimaklumi. Sebab jika aktivitas yang dilakukan sebanding dengan asupan kalori yang masuk, maka kegemukan yang menjadi pemicu berbagai penyakit bisa dihindarkan.
"Semakin bertambah usia, kebutuhan energi makin rendah karena efektivitas berkurang. Jadi jangan malah mengurangi aktivitas, karena itu yang bikin obesitas. Tai bukan berarti itu tidak bisa diatasi," ujar dokter spesialis gizi klinis, dr Fiastuti Witjaksono SpGK (K).
"Semakin bertambah usia, kebutuhan energi makin rendah karena efektivitas berkurang. Jadi jangan malah mengurangi aktivitas, karena itu yang bikin obesitas. Tai bukan berarti itu tidak bisa diatasi," ujar dokter spesialis gizi klinis, dr Fiastuti Witjaksono SpGK (K).
Hal itu disampaikan dia dalam talkshow di acara Woman Health Expo di Hotel Grand Sahid, Jl Sudirman, Jakarta, dan ditulis pada Senin (11/3/2013).
Sosok dr Fiastuti merupakan bukti bahwa usia yang bertambah tidak serta merta menambah berat badan. Di usianya yang sudah 60 tahun, dr Fiastuti masih ramping, energik, dan awet muda.
Untuk menghindari kegemukan, dr Fiastuti menyarankan agar mengurangi asupan kolesterol dengan memperbanyak makan sayur. Apalagi 30 persen kasus kegemukan adalah karena dipengaruhi oleh asupan makanan.
"Makanlah makanan yang tetap seimbang. Karbohidrat, lauk, kurangi yang berlemak. Jangan menghindari sayuran hijau," sambung dokter berkacamata ini.
Jika asupan makanan diimbangi dengan kegiatan yang lebih aktif maka obesitas akan terhindarkan. Penting untuk selalu diingat untuk berhenti makan sebelum kenyang.
"Kegemukan bisa juga karena faktor genetik, di mana ada riwayat keluarga yang gemuk. Tapi ini bukan segalanya," tambah dr Fiastuti.
Menurut dr Fiastuti, obesitas sudah menjadi epidemi karena dialami berbagai kalangan. Survei di kota besar menunjukkan 30-40 persen orang mengalami obesitas, atau 2 dari 10 orang mengalami obesitas.
"Obesitas bukan pandangan orang atau bisa dipastikan dengan melihat di kaca, tapi ada ukurannya," imbuhnya.
Untuk mengetahui Anda kegemukan atau tidak maka ukurlah indeks massa tubuh. Cara menghitung IMT adalah berat badan dalam kg dibagi tinggi badan dalam meter kuadrat.
Berat badan dikatakan normal bila IMT-nya 18,5-22,9
Berat badan kurang jika IMT-nya kurang dari 18,5
Berat badan lebih jika IMT-nya lebih dari 23
Pra obesitas jika IMT 23-24,9
Obesitas I jika IMT di kisaran 25-29,9
Obesitas II jika IMT lebih dari 30.
Perhatikan pula ukuran pinggang Anda. Ingat, ukuran pinggang untuk perempuan jangan lebih dari 80 cm. Sedangkan ukuran pinggang untuk pria jangan lebih dari 90 cm.
"Kelebihan lemak di daerah perut meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular," kata dr Fiastuti.
Sumber
Sosok dr Fiastuti merupakan bukti bahwa usia yang bertambah tidak serta merta menambah berat badan. Di usianya yang sudah 60 tahun, dr Fiastuti masih ramping, energik, dan awet muda.
Untuk menghindari kegemukan, dr Fiastuti menyarankan agar mengurangi asupan kolesterol dengan memperbanyak makan sayur. Apalagi 30 persen kasus kegemukan adalah karena dipengaruhi oleh asupan makanan.
"Makanlah makanan yang tetap seimbang. Karbohidrat, lauk, kurangi yang berlemak. Jangan menghindari sayuran hijau," sambung dokter berkacamata ini.
Jika asupan makanan diimbangi dengan kegiatan yang lebih aktif maka obesitas akan terhindarkan. Penting untuk selalu diingat untuk berhenti makan sebelum kenyang.
"Kegemukan bisa juga karena faktor genetik, di mana ada riwayat keluarga yang gemuk. Tapi ini bukan segalanya," tambah dr Fiastuti.
Menurut dr Fiastuti, obesitas sudah menjadi epidemi karena dialami berbagai kalangan. Survei di kota besar menunjukkan 30-40 persen orang mengalami obesitas, atau 2 dari 10 orang mengalami obesitas.
"Obesitas bukan pandangan orang atau bisa dipastikan dengan melihat di kaca, tapi ada ukurannya," imbuhnya.
Untuk mengetahui Anda kegemukan atau tidak maka ukurlah indeks massa tubuh. Cara menghitung IMT adalah berat badan dalam kg dibagi tinggi badan dalam meter kuadrat.
Berat badan dikatakan normal bila IMT-nya 18,5-22,9
Berat badan kurang jika IMT-nya kurang dari 18,5
Berat badan lebih jika IMT-nya lebih dari 23
Pra obesitas jika IMT 23-24,9
Obesitas I jika IMT di kisaran 25-29,9
Obesitas II jika IMT lebih dari 30.
Perhatikan pula ukuran pinggang Anda. Ingat, ukuran pinggang untuk perempuan jangan lebih dari 80 cm. Sedangkan ukuran pinggang untuk pria jangan lebih dari 90 cm.
"Kelebihan lemak di daerah perut meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular," kata dr Fiastuti.
Sumber